Ramayana adalah karya Empu Walmiki yang dalam perkembangannya telah banyak disesuaikan dengan budaya bangsa Indonesia. Dalam episode ini digambarkan bahwa ada harapan bahwa setiap pimpinan Negara harus dapat meryadi suri tauladan rakyatnya, seperti yang dilakukan oleh Rama Wijaya. Rama adalah titisan Dewa Wisnu sebagai lambang kebijaksanaan, kearifan, keadilan. Rama sebagai pemimpin/raja selalu memelihara dunia dan kehidupan umat manusia tetap baik dan akan memberantas angkara murka dan kejahatan, seperti yang terjadi pada Resi Subali meskipun dia adalah pendeta yang sudah mendekati kesempurnaan dengan dilambangkan mempunyai darah putih, toh masih bisa khilaf terpengaruh sifat angkara murka sehingga harus dibunuh oleh Rama Wijaya. Dewi Sinta istri Rama Wijjaya adaiah lambang kesetiaan seorang wanita dan sebagai titisan Dewi Sri (Betari Widowati) yang melambangkan kemakmuran, selalu dikejar dan ingin dimiliki oleh Rahwana yang dikodratkan sejak lahir telah mempunyai sifat angkara murka.
Episode ini disajikan oleh Kawedanan Hageng Punakawan Krido Mardowo Knaton Ngayogyokarto yang didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Sajian wayang orang Kraton Yogyakarta pada awalnya hanya untuk sajian intern Kraton, namun oleh Sultan Hamengkubuwono IX diperintahkan untuk dapat dipertontonkan kepada umum. Property yang digunakan seperti Garuda Jetayu dibuat saat pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII, sedangkan gamelan yang mengiringinya adaiah Kiai Kanjeng Madu Murti yang dibuat semasa Sultan Hamengkubuwono VIII.
Ещё видео!