TRIBUN-VIDEO.COM - Penulis cerita Lupus, Hilman Hariwijaya meninggal dunia pada Rabu (9/3) pagi.
Berpulangnya Hilman membuat mayarakat Indonesia berduka, pasalnya karya almarhum pernah populer di era 1980-an.
Kabar meninggalnya Hilman Hariwijaya diumumkan oleh produser Agung Saputra melalui akun Instagramnya.
Ia pun memohon doa supaya amal ibadah almarhum diterima Tuhan yang Maha Esa.
Diketahui, sosok Hilman Hariwijaya sejak kecil memang sudah bercita-cita menjadi seorang penulis.
Meski tak ada satu pun anggota keluarganya yang menekuni dunia kepenulisan, cita-citanya itu tak pernah goyah.
Hilman mulanya terinspirasi dari cerita di majalah Bobo yang menjadi langganannya sejak kelas 4 hingga 5 SD.
Di usia itu, ia mencoba untuk membuat majalah sendiri yang memuat tulisan-tulisan karya pertamanya.
Layaknya majalah sungguhan, ia memiliki pelanggan yang tak lain adalah keenam saudara kandung dan orangtuanya.
Pada April 1987, ia menulis novel Lupus seri pertama "Tangkaplah Daku Kau Kujitak" yang berisi keseharian hidup remaja.
Dalam waktu dua bulan, buku itu telah terjual lebih dari 22.500 eksemplar.
Karakter Lupus digambarkan sebagai sosok yang sederhana, santai, polos, usil, tetapi baik hati.
Tak seperti penulis lain, Hilman justru jarang sekali membaca, terlebih buku yang berat.
Pergaulannya justru membuat Hilman dituntun untuk menjadi seorang penulis cerita.
Hilman menghabiskan waktu untuk mengobrol bersama teman, rekan seprofesi, dan mengelilingi pusat keramaian.
Hal ini dilakukan untuk mengamati obrolan anak muda.
Kebiasaan yang dilakukan hampir tiga tahun ini kemudian melahirkan banyak karya yang digandrungi para remaja.
Novel Lupus pun kemudian ditulis dalam banyak seri, seperti Cinta Olimpiade, Rumpi Kala Hujan, Topi-topi Centil, dan Tragedi Sinemata.
Ещё видео!