KABARBURSA.COM - Pada awal pekan, Senin 1 Juli 2024, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Amerika Serikat. Angka PMI manufaktur AS menunjukkan kontraksi dengan nilai 48,5 pada Juni 2024, turun dari 48,7 di bulan sebelumnya. Ini adalah bulan ketiga berturut-turut sektor manufaktur AS mengalami kontraksi. Dalam PMI, angka di bawah 50 menandakan penurunan aktivitas perdagangan, sementara di atas 50 menunjukkan ekspansi. Data ini semakin membuka peluang The Fed untuk memangkas suku bunga pada September mendatang.
Pekan ini, pasar keuangan global masih dipengaruhi oleh rilis data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur. Setelah Amerika Serikat, kini giliran PMI Manufaktur Caixin China yang dirilis. Data menunjukkan kenaikan menjadi 51,8 pada Juni 2024, naik dari 51,7 pada Mei 2024. Angka di atas garis 50,0 ini menandakan pertumbuhan, bukan kontraksi. Kenaikan ini adalah yang tercepat dalam lebih dari tiga tahun dan melampaui perkiraan pasar sebesar 51,2. Aktivitas pabrik di Asia juga meningkat pada Juni 2024, didorong oleh permintaan global yang kuat dan prospek cerah untuk produksi semikonduktor China.
Sentimen pasar global pekan ini juga dipengaruhi oleh pidato Ketua The Fed, Jerome Powell. Berbicara di Forum Bank Sentral di Sintra, Portugal, Powell mengungkapkan bahwa The Fed telah membuat kemajuan dalam menekan inflasi Amerika Serikat. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya masih ingin bersabar sebelum merasa cukup percaya diri untuk mulai menurunkan suku bunga. Powell juga menyatakan bahwa ia ingin melihat inflasi bergerak turun secara berkelanjutan menuju target 2 persen sebelum memulai proses pelonggaran kebijakan. Pidato Powell ini sangat dinantikan oleh pasar, dengan para investor yang mencermati langkah-langkah The Fed dan bank sentral global lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa (ECB) yang perlahan mulai menurunkan suku bunganya.
Pekan ini, pelaku pasar mencermati risalah The Fed yang berisi gambaran ekonomi dan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat ke depan. Risalah ini menekankan bahwa The Fed masih menunggu serangkaian bukti tambahan bahwa inflasi terkendali. Risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dirilis pada Rabu pekan ini menunjukkan bahwa para pejabat The Fed tidak berencana menurunkan suku bunga hingga ada informasi tambahan yang memberikan keyakinan lebih besar bahwa inflasi berada di jalur yang tepat menuju target 2 persen. Dalam pertemuan tersebut, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran target 5,25 persen hingga 5,5 persen, level tertinggi sejak Juli 2023.
Sementara itu, pada akhir pekan, Jumat 5 Juli 2024, pelaku pasar mencermati data penting Amerika Serikat terkait pasar tenaga kerja. Data tersebut mencatat jumlah pekerjaan selain sektor pertanian (Non-Farm Payroll/NFP) dan tingkat pengangguran. Menurut pengumpul data Trading Economics, NFP diperkirakan bisa turun ke 180 ribu pekerjaan untuk periode Juni 2024 dari bulan sebelumnya sebesar 272 ribu pekerjaan. Sementara itu, tingkat pengangguran di periode yang sama diproyeksikan akan bertahan di 4 persen.
Jangan lupa untuk klik tombol subscribe channel Kabarbursa.com agar tidak ketinggalan informasi menarik terbaru!
Kamu juga bisa mengunjungi media sosial Kabar Bursa:
Kabarbursacom
Instagram:
[ Ссылка ]
Facebook:
[ Ссылка ]
Tiktok:
[ Ссылка ]
LinkedIn:
[ Ссылка ]
Kabarbursa Crypto
Facebook:
[ Ссылка ]
Instagram:
[ Ссылка ]
LinkedIn:
[ Ссылка ]
X:
[ Ссылка ]
Youtube
KABAR BURSA HARI INI:
[ Ссылка ]
KB60:
[ Ссылка ]
Capitalk-Kabarbursa:
[ Ссылка ]
Spotify
KABAR BURSA HARI INI
[ Ссылка ]
Bursa 60
[ Ссылка ]
#Manufaktur #AS #China #TheFed #Ekonomi #Berita #BeritaTerkini #Viral #TitaniumInvestor
Ещё видео!