Prabu Brawijaya adalah salah satu tokoh kerajaan Majapahit yang paling populer selain Raden Wijaya, Hayam Wuruk, dan Gajah Mada. Brawijaya V dianggap sebagai raja terakhir Majapahit sebelum digantikan Kesultanan Demak oleh Raden Patah. Brawijaya turun tahta karena pemberontakan yang dilakukan Raden Patah yang adalah puteranya sendiri dari selirnya yang diberikan kepada Arya Damar, adipati di Palembang. Ibu Raden Patah adalah seorang puteri dari china yang bernama Siu Ban Ci atau Tan Eng Kian alias Dewi Kian, puteri dari seorang saudagar sekaligus ulama yang berdiam di Gresik bernama Tan Go Hwat atau yang lebih dikenal dengan nama Kiyai Ban Tong. Puteri China disingkirkan dari istana oleh Brawijaya karena permaisuri Puteri Campa atau Ratu Dwarawati atau Dewi Amarawati cemburu.
Ada versi yang mengatakan bahwa di akhir hayatnya, Brawijaya memeluk Islam, tetapi ada versi lain yang mengatakan sampai akhir hayatnya, Brawijaya tidak memeluk Islam.
Nama atau gelar Brawijaya sendiri tidak pernah di jumpai dalam kitab-kitab dan prasasti-prasasti yang ditulis pada era Majapahit. Ada dua anggapan tokoh yang dimaksud dengan Brawijaya dalam Babad Tanah Jawa dan tulisan-tulisan maupun cerita-cerita lisan adalah Bre Kertabumi dan Dyah Ranawijaya.
Kisah tentang Brawijaya ini melibatkan dua tokoh spiritual terkenal di Pulau Jawa, yaitu Sunan Kalijaga dan Sabdo Palon Noyo Genggong.

#sejarah
#majapahit
#brawijaya

свернуть