Gejog Lesung adalah salah satu Budaya turun temurun masyarakat Jawa terutama di wilayah Jawa Tengah. Lesung adalah alat penumbuk padi, orang jawa pada jaman dahulu belum mengenal huller sehingga untuk mendapatkan beras masih menggunakan cara manual dengan menggunakan Lesung dan pemukul/penumbuk yang disebut dengan "Alu", Biasanya kegiatan menumbuk padi pada jaman dahulu dilakukan bersama sama, sehingga menghasilkan irama yang merdu dan bagus, irama inilah yang memberikan semangat kepada para ibu penumbuk padi, sehingga kegiatan menumbuk padi menjadi kegiatan yang menyenangkan, kegiatan ini dilakukan turun temurun. Ada suatu cerita turun temurun di kalangan masyarakat Klaten (Prambanan) tentang adanya kegiatan menumpuk padi, yaitu cerita tentang Roro Jonggran dan Bandung Bondowoso, dimana dengan bantuan Gejog lesung dari ibu ibu rakyat pada waktu itu bisa menggagalkan Bandung Bondowoso untuk mempersunting Roro Jonggrang.
Pada saat ini kegiatan menumbuk padi ini sudah hampir tidak ada, sehingga untuk melestarikan kebudayaan yang ada di bentuklah Kelompok atau grup/Paguyuban Gejog lesung, Wanito Laras Manunggal.
Jika pada jaman dahulu hanya suara gejog saja, sekarang gejog lesung banyak digunakan untuk mengiringi lagu lagi kontemporer, baik berbahasa Jawa, Berbahasa Indonesia maupun bahasa lainnya. Bahkan setiap tahun diadakan festival dan lomba Gejog lesung antar Wilayah, baik kecamatan, Kabupaten Maupun Provinsi.
Pada Perkembangannya musik Gejog lesung banyak digunakan sebagai acara penyambutan para tokoh publik ketikan berkunjung ke wilayah tertentu, seperti kunjungan Bupati, Gubernur dan lain lain, selain oleh Gejog Lesung, biasanya penyambutan juga diiringi dengan jathilan dan jaran kepang maupun reog.
