Trembesi,[1] suar, kihujan, baujan, kayu-ambon[2] atau munggur[3] (Samanea saman) adalah pohon yang besar dan tumbuh cepat, mahkota daun menyerupai payung dan lebar, banyak ditanam karena memberi naungan, kayunya tidak terlalu awet, daunnya digunakan sebagai pakan ternak, buahnya berupa polong yang tebal dan berdaging.[1] Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh. Pohon ini mempunyai beberapa julukan nama seperti Saman, Pohon Hujan dan Monkey Pod, dan ditempatkan dalam genus Albizia.[4] Perakarannya yang sangat meluas membuatnya kurang populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat serta kotoran dari tonggeret yang tinggal di pohon
Kayu trembesi adalah kayu dari pohon yang bergenus Albizia. Kayu jenis ini cukup mudah ditemui di Indonesia, tepatnya di kawasan Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Pohonnya sendiri bisa tumbuh dalam waktu cepat, tidak seperti pohon jati.
Apapun gaya interior hunian seseorang, furnituredari kayu tetap menjadi pilihan. Namun, harga papan kayu jati yang melunjak membuat para konsumen mulai beralih ke kayu trembesi.
Kayu jati sudah menjadi jenis kayu paling populer karena daya tahan yang luar biasa, tapi persediaan kayu jati sudah tidak sebanding dengan tingginya permintaan konsumen. Kayu trembesi disebut sebagai alternatif kayu pilihan yang tidak kalah berkualitasnya.
Dari tampilannya, kayu trembesi memiliki bagian tengah yang berwarna gelap seperti cokelat tua dengan sedikit garis hitam. Sementara itu, warna putih gading tampak pada pinggir kayu. Perbedaan warna yang kontras ini membuat orang mudah melihat batasnya.
Dilihat dari beratnya, kayu trembesi setara dengan kayu akasia dan kayu jati. Rata-rata beratnya mencapai 0,6 kg per meter kubik, sehingga ia sudah masuk dalam golongan kayu berat.
Dari tingkat keawetannya, kayu trembesi berada di kelas IV. Dari kekuatannya, ia berada di kelas III. Secara umum, tingkat kepadatannya ada di kelas menengah dan di bawah kayu jati. Meski begitu, kayu trembesi tetap layak dilirik sebagai pengganti kayu jati
Kelebihannya Selain tumbuh cepat, kayu trembesi yang diambil dari pohon dapat tumbuh dengan diameter mencapai 1,5 meter. Dengan ukuran tersebut, kamu bisa membuat furnitur berukuran besar seperti meja makan tanpa perlu menyambung dua papan kayu terlebih dahulu.
Penggunaan kayu trembesi juga mampu menonjolkan kesan yang tangguh. Tidak ada komponen kayu ini yang mempunyai ketebalan di bawah 3 cm. Rata-rata ketebalan untuk daun meja atau lemari pun sekitar 4 hingga 15 cm. Ketebalan ini tidak akan kamu temukan pada furnitur dari kayu jati.
Kekurangannya, Kekurangan yang dimiliki kayu trembesi adalah perihal keawetan dan kekuatannya. Kayu ini berada di kelas IV untuk keawetan yang berarti cukup rentan dengan serangan rayap kayu, jamur, dan kutu bubuk.
Sedangkan dari kekuatannya yang berada di kelas III, kayu trembesi tidak mampu menopang benda yang terlalu berat. Jadi akan lebih tepat jika digunakan sebagai bahan pembuat furnitur seperti meja atau lemari, bukannya rangka atap atau material bangunan.
Di Jawa Barat atau Sunda, mereka menyebutnya Ki Hujan, mereka yang berbahasa Melayu memanggilnya sebagai Kayu Ambon, sementara di Jawa, pohon ini biasa disebut dengan Munggur, Punggur, ataupun Meh. Sementara di negara tetangga Malaysia, mereka memanggilnya dengan pohon pukul lima, di Thailand disebut dengan jamjuree, di Vietnam dipanggil Cay mura.
Dalam bahasa inggris pun, pohon ini memiliki nama panggilan berbeda. Kadang disebut sebagai East Indian Walnut, kadang Rain Tree, kadang Saman Tree, kadang Acacia Preta dan juga kadang False Powder Puff. Namun, akhirnya dunia internasional sepakat menyebut pohon ini dengan Samanea Saman atau Albizia Saman, dan di Indonesia dikenal sebagai Trembesi.
Pohon ini masuk ke dalam kategori tanaman yang cepat tumbuh, mereka bisa tumbuh 75 cm hingga 150 cm hanya dalam satu tahun. Pohon ini pun bisa tumbuh setinggi 15 hingga 25 meter, dan tergolong tanaman “bandel”, mengapa? Trembesi dapat bertahan hidup di negara yang memiliki musim kering hingga 4 bulan dengan kisaran suhu 20 hingga 38 derajat Celcius.
Trembesi memiliki karakter daun yang tebal dan memiliki kemampuan untuk menyerap karbondioksida lebih tinggi dibanding pohon lainnya. Trembesi bisa menyerap 28,5 ton karbondioksida/pohon/tahun. Jauh lebih banyak dibanding Akasia yang menyerap 5,3 ton karbondioksida/pohon/tahun, sementara Kenanga menyerap 0,8 ton karbondioksida/pohon/tahun.
#kayutrembesi
#samaneasaman
#kayusuar
#kayumanggur
#sawmillindonesia
#woodworking
#bandsaw
#kayu
#wood
#sonokeling
#woodworking
#sawmill
#kayusonokeling
#kayuangsana
#rosewood
#sawmil
Ещё видео!