Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
POS BELITUNG - Film horor The Bell: Panggilan untuk Mati, yang disutradarai oleh Jay Sukmo dan diproduksi oleh MBK Production, Sinemata Indonesia, serta Radepa Studio, melakukan proses syuting di berbagai lokasi di Belitung Timur. Beberapa lokasi yang digunakan antara lain Bukit Samak, Pantai Teropong, Bendungan Pice Gantung, Kawasan Tambang Timah di Gantung, hingga Pantai Punai Dendang.
Pemeran utama wanita, Ratu Sofya, mengungkapkan bahwa pengalamannya syuting di Belitung Timur sangat berkesan. Ia juga terkesan dengan alur cerita film yang menggabungkan elemen budaya, tradisi, konflik tambang timah, dan urban legend lokal seperti Hantu Penebok. Dalam keterangannya, Ratu mengatakan, "Hantu Penebok ini harus masuk dalam khazanah liga hantu Indonesia. Sosok mistis ini tidak kalah seram dengan kuntilanak, pocong, dan lainnya karena dia bisa muncul di siang hari. Serta latar belakang hantu ini yang kental dengan budaya lokal."
Film ini mengambil latar tahun 1930-an dan menceritakan sepasang kekasih di tengah eksploitasi besar-besaran tambang timah di Belitung Timur. Ketika kolonial Belanda berusaha menguasai sebuah lokasi tambang, seorang noni Belanda yang merupakan pemilik lahan tersebut menolak dan akhirnya dibunuh serta dipenggal kepalanya. Arwah noni tersebut kemudian gentayangan di tengah masyarakat, dikenal sebagai Hantu Penebok, yang mencari tumbal untuk menemukan kembali kepalanya yang hilang.
Ratu Sofya juga menyebut bahwa dirinya terlibat dalam film ini karena ia kini fokus pada genre horor, dengan The Bell: Panggilan untuk Mati menjadi film horor ketujuhnya dalam dua tahun terakhir. Ia dijuluki sebagai The Next Ratu Film Horor Indonesia dan berharap film horor di Indonesia tidak hanya mengandalkan jumpscare, tapi juga menonjolkan latar belakang cerita hantunya. "Pengalaman yang sangat menyenangkan bekerja sama dengan tim produksi di film ini. Castnya juga seru-seru. Semoga nanti film ini bisa diterima khalayak luas Indonesia," ujar Ratu.
Sementara itu, produser Rendy Gunawan menyatakan bahwa film ini dijadwalkan rilis pada akhir tahun. Sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat Belitung, film ini juga akan mengadakan special premiere di Belitung. "Karena selama proses syuting banyak warga yang menonton hingga pukul 05.00 pagi. Kami harap film ini bisa meningkatkan pariwisata di Belitung Timur dan Pulau Belitung setelah kesuksesan film Laskar Pelangi," kata Rendy.(*)
Editor Video: Dwiki Razani
#posbelitung #tribunnetwork #beritaterkini #beritaterbaru
SIMAK MEDSOS Pos Belitung. Klik Link Dibawah Ini !!!
[ Ссылка ]
[ Ссылка ]
[ Ссылка ]
[ Ссылка ]
[ Ссылка ]
Ещё видео!