Pada pertengahan bulan Mei 1825, Residen Belanda baru Yogyakarta bernama Smissaert memutuskan untuk memperbaiki jalan-jalan kecil di sekitar Yogyakarta. Namun, pembangunan jalan yang awalnya dari Yogyakarta ke Magelang melewati Muntilan dibelokkan melalui pagar sebelah timur Tegalrejo.
Pada salah satu sector, patok-patok jalan yang dipasang orang-orang kepatihan melintasi makan leluhur Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro memerintahkan rakyat untuk mencabuti patok-patok itu karena di tanah itu terletak makam leluhurnya. Namun, Smissaert bersama Patih Danurejo memerintahkan untuk memasang kembali patok-patok itu. Hal ini dianggap keterlaluan dan sangat merendahkan martabat Keraton Yogyakarta.
Pengikut Pangeran Diponegoro kemudian merespon dengan mencabuti kembali patok-patok itu dan menggantinya dengan tombak-tombak mereka sebagai simbol perang terhadap Belanda. Insiden patok inilah yang kemudian memicu pecahnya Perang Diponegoro.
#shorts #short #shortsfeed #shortvideo #shortsvideo #shortsyoutube #sejarah #sejarahperang #sejarahindonesia #sejarahislam #sejarahulamanusantara #sejarahkerajaan #pangerandiponegoro #diponegoro #belanda #penjajahanbelanda #penjajahan #penjajah #perang #yogyakarta #yogyakartaistimewa #yogyaistimewa #keratonyogyakarta #keratonjogja
