Saya adalah seekor domba Ya, ayah surgawi saya adalah seorang gembala. Aku membutuhkannya, dia tahu.
Domba membutuhkan perlindungan, perawatan, pasokan gembala.
Meskipun gembala memiliki sekawanan domba, seperti Bapa memiliki banyak anak, namun masing-masing dia adalah orang yang sama, masing-masing di dalam hatinya adalah seorang bayi. Gembala melihat sekawanan domba, orang tidak tahan untuk kalah.
Di bawah perlindungan sang gembala, bisa aman, jangan khawatir, jangan malu-malu. Saya tidak tahu masa depan, Bapa tahu.
Baskom air yang pingsan, ia akan segera terbangun.
Ya di hatiku, perutku seperti sungai.
Hati dengan Ya Wei, tapi hari seperti hari baru.
Rahmat dan rahmat-Nya kepada saya telah menyentuh saya sehingga saya dapat disebut kebenaran untuk kasih karunia-Nya. Hati yang syukur kepada orang-orang, tentu saja tidak jahat.
Jika saya tidak peduli, tersesat, dengan cara yang salah, bayangan bayang-bayang kematian, saya tidak takut, tidak kehilangan jiwa, gembala akan menggunakan tongkat dan tiang untuk membimbing saya. Dia tidak meninggalkan saya, jangan buang saya, saya kuat, saya berani, tidak takut, tidak panik. Ke mana pun saya pergi, ya akan bersamaku.
Pada saat yang sangat sulit, di depan musuh, ada yang elegan tapi dalam, saya bisa santai, makan dan minum. Saya tidak akan pernah haus.
Jika para atlet sebelum pertandingan, usap minyak dengan tubuh, merasa nyaman. Dia juga menggosokkan minyak untukku.
