Papa, kepergianmu adalah sesuatu yang sangat ku takuti. Begitu banyak mimpi yg sdh ku susun untuk membuatmu bahagia di masa tuamu.

Rencana untuk membawamu tinggal denganku di sini, membawa papa makan makanan enak setiap hari.

Setiap hari diri ini menunggu hari itu tiba. Kemana pun aku pergi pasti terselip dirimu di ingatan ku,
"Nanti bawa papa kesini dia pasti suka sekali",
"Nanti tiap pagi kasi papa makan buah biar dia sehat",
"Nanti bawa papa pergi taman hirup udara segar",
"Nanti papa tidur di kamar ini dia pasti senang".

Sejak awal 2020 aku terus memaksa agar papa di bawa kesini, supaya papa bisa hidup enak, supaya aku bisa rawat papa, pijit kaki papa, bawa papa pergi terapi.
Tapi terus di tunda tunda dan akhirnya lock down.

Waktu mama kena C19 saya begitu kawatir kalau sampai papa kenapa-kenapa, tabung oksigen yang langka pun aku paksa sediakan sampai aku di katakan lebay, tapi aku tidak peduli, yang penting papa aman.

Memasuki 2021 aku semakin tidak sabar 2021 berakhir dan 2022 lock down di Australia bisa terbuka untuk WNI.

Saat papa kena C19 aku sedih sekali, mau menelpon takut papa susah bicara, mau kunjungi papa, 3x travel exemption ku di tolak. Hatiku selalu mau pulang bertemu papa dan mama tapi punya uang beli tiket pun tidak bisa keluar dari sini. Kita terkunci.

Di hari papa sembuh mau keluar dari RS tiba2 kudapat kabar papa jatuh dan koma, seketika duniaku berhenti dan runtuh. Ya, Tuhan, belum sempat aku bahagiakan papaku Tuhan. Rumah yang aku bangun papaku belum sempat tinggali. Tuhan kumohon jangan ambil papaku sekarang.

Tapi Tuhan berkata waktu papa sudah selesai di dunia ini.
.....
Papa dirimu adalah orang nomor 1 di hidupku, semua ajaran dan kebaikanmu melekat di diriku.
Papa teringat saat papa bekerja keras demi kami semua, rela berjemur di bawah terik matahari demi mencari uang, papa yang selalu mau semua anak2nya pintar dan cerdas agar tidak di hina dan maki orang, papa yang tidak pernah meminta apa2 dari anak2nya tapi selalu memberi, papa yang selalu peduli dan memberi kepada orang lain, papa yg selalu baik dan tulus dan menolong kepada orang lain, betapa banyak pengorbananmu papa kepada kami dan belum kami balas semua kebaikanmu.

Betapa berat kehilangan ini kurasakan, ingin rasanya aku menyusulmu papa. Sesak di dadaku tidak bisa terobati bahkan oleh waktu sekali pun.

Tuhan telah mengambil 1-1 nya pahlawan di dalam hidupku.
Tanpa sempat aku membahagiakanmu papa.

Papaku yang kaya tapi selalu sederhana. Saat kau pergi kau begitu tenang dan damai.
Tanpa kesakitan, seperti orang yang tertidur, kau pun pergi dalam kesederhanaanmu, dengan tersenyum manis.

Di saat mama terus menerus minta 1 lagu kepada Pendeta, tiba-tiba dirimu tersenyum malu dan kami semua terkejut, "Mama, papa tersenyum".

Senyumanmu di dalam tidur abadimu membuatku yakin bahwa engkau sudah berada di tempat terindah di surga di samping tahta Allah Bapa yang Maha Kuasa.

Selamat Jalan Pahlawanku, Surga tempatmu.
Sampai jumpa di Yerusalem Baru.

свернуть