BANJARMASIN,BANJARMASINPOST.CO.ID - Arus lalu lintas penyeberangan di pelabuhan Alalak Utara yang menghubungkan kota Banjarmasin dengan Kabupaten Batola, Rabu (3/4) sore kemarin, terlihat ramai.
Terlebih meski memasuki hari libur nasional, jika biasanya penumpang terlihat lengang. Namun sore itu hilir mudik sejumlah kapal feri di dua pelabuhan tersebut seolah tak berhenti melayani penumpangnya.
Ya, pemandangan ini memang sedikit berbeda pada biasanya. Apalagi bila melihat hilir mudik kapal feri yang hampir selalu penuh dimuati penumpangnya, seolah menjadi kebanggaan sendiri bagi sejumlah motoris.
Kondisi tersebut tidak lain dikarenakan akibat imbas dari ditutup jembatan Kayutangi Ujung Banjarmasin Kalsel sejak Senin (1/4) sore kemarin.
Banyaknya pengendara motor yang ingin mendapatkan akses yang cepat dan lancar demi menempuh perjalanannya, menjadi salah satu alasan mereka menaiki jasa perahu motor besar itu.
Amat seorang warga Alalak Utara yang baru-baru ini memilih menaiki kapal feri akibat imbas penutupan jembatan Kayutangi Banjarmasin.
Pasalnya, ia yang pernah menemui kemacetan saat pulang dan pergi ke tempat kerja, kini memilih kapok menaiki transportasi darat.
"Macet soalnya. Makanya lebih cepat dan nyaman menaiki feri saja pulang pergi ke tempat kerja," ujar buruh bangunan itu.
Sementara seorang motoris kapal feri di Alalak Utara, Muhammad Uwe memang tidak menampik imbas penutupan jembatan Kayutangi Ujung, kini berdampak pada lonjakan penumpang.
Bahkan pada hari pertama pasca penutupan jembatan Kayutangi Ujung Senin lalu, jika biasanya mereka hanya beroperasi sampai pukul 21.00 saja setiap harinya, saat itu melayani penumpang hingga subuh.
"Kalau peningkatan ya pasti, bahkan mencapai 50 persenlah dari hari normal biasanya," ujar Uwe.
Ia juga mengaku sejak penutupan akses jembatan Kayutangi Senin lalu, pihaknya kini telah berkomitmen menambah jam operasional.
Jika biasanya beroperasi dari pukul 7.00 hingga 21.00, namun kini kapal feri beroperasi lebih awal dari pukul 5.00 hingga 1.00.
"Kalau motoris, ya saya sendiri yang handel. Tapi bila ada penumpang yang mau diantar lebih dari jam itu, Insha Allah tetap kami akan layani," ujarnya.
Disinggung mengenai tarif penumpang pasca terjadi lonjakan tersebut, Uwe mengaku tidak berpengaruh. Justru menurutnya tarif masih tetap Rp 2.000 untuk pengendara motor dan Rp 1.000 untuk pejalan kaki.
Sementara pantauan Bpost, meski di kawasan Alalak Utara Kecamatan Banjarmasin Utara tersebut sedikitnya ada enam jasa penyeberangan Sungai yang tersedia.
Namun yang terlihat sibuk dan kebanjiran penumpang justru hanya dua kapal feri saja, diantaranya milik Uwe.
Hal itu dikarenakan keberadaan dua pelabuhan feri tersebut berada di posisi pertama.
Sehingga bagi pengendara datang dari arah HKSN atau AMD menuju Alalak Utara, dua feri tersebutlah yang akan ditemui lebih awal.
Sedangkan pengendara yang telah menyeberang dari Alalak Utara ke pelabuhan Alalak Berangas sejatinya hanya menempuh waktu sekitar 5 menit.
Selanjutnya, bagi mereka yang ingin melanjutkan perjalanan ke Jalan Trans Kalimantan dari pelabuhan feri, hanya menempuh jarak sekitar dua kilometer. (gha)
#penyeberangan #kapalferi #Jembatanalalak #banjarmasinpost #macet #transportasiair #kelotok
