gus muwafiq jelaskan sangkan paraning dumadi, tirakat sedulur papat limo pancer subtitle Indonesia
Rinci dan detail
Gus Muwafiq dalam memberikan ceramahnya mudah dimengerti oleh para para pendengarnya yang mengerti bahasa Jawa.
Karena kerap Gus Muwafiq dalam ceramahnya menggunakan bahasa Jawa.
Gus Muwafiq kerap mengungkap sejarah zaman dahulu kala, mulai sejarah peradaban bangsa, sejarah tanah Jawa hingga sejarah dunia.
Dalam satu kesempatan Gus Muwafiq mengungkap tentang satu sejarah atau kepercayaan orang Jawa yaitu yang dikenal dengan 'Sedulur papat Kalima Pancer'.
Berikut penuturan 'Sedulur Papat Kalima Pancer' menurut Gus Muwafiq dalam ceramahnya. ,
Sedulur Papat Kalima Pancer menurut bahasa Indonesia adalah Saudara empat kelima Pancer.Menurut Gus Muwafiq, orang hidup itu harus mengerti tentang barang empat kelima Pancer.
Kelima Pancer sendiri menurut Gus Muwafiq adalah temannya atau saudaranya nyawa yang turun ke bumi.
"Wong Urip kudu biso Moco barang papat, barang papat iku nopo, kancane nyowo sing medun teng alam dunyo" ucap Gus Muwafiq,
Kelima Pancer ini menurut Gus Muwafiq mempunyai dua jalan yang berlawanan yaitu jalan kanan dan jalan kiri.
Jalan kana diartikan jalan yang benar, dengan mengikuti jalan yaitu meminta segala sesuatu hanya kepada Allah SWT.
Dan yang kedua jalan yang kiri, yang merupakan jalan yang salah, yang meminta kepada selain Allah atau musyrik..
Gus Muwafiq mencontohkan dua jalan yang berlawanan ini seperti di bawah ini.
"Papat limo pancer, pancer pengen bojo ayu... Iso ngannggo dalam tengen mocone ya Rahman ya Rahim, Pitung dino Pitung bengi Poso... I love You" ucap Gus Muwafiq,
gelem nganggo dulur tengen nganggo dulur sing kiwo, sun amatek aji ajiku jaran guyang" tutur Gus Muwafiq,
"Pengen kuat... Niku dalan tengen sing diwoco la Haula wala Quwata illa Billah" ucap Gus Muwafiq, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:
"Kalau ingin kuat jalan kanan dibaca La Haula wala Quwata illa Billah" ucap Gus Muwafiq.
"Dulur kiwo... Sun amatek aji aji ku Bandung Bondowoso" ucap Gus Muwafiq,
Gus muwafiq juga menjelaskan tentang fase manusia dalam filosofi Jawa yang disebut tembang macapat
Sesuai pakem itu, dikenal 11 tembang macapat yakni maskumambang, mijil, sinom, kinanthi, asmaradana, gambuh, dhandanggula, durma, pangkur, megatruh, dan pucung. Kesebelas tembang macapat itu menggambarkan perjalanan kehidupan manusia.
1. Maskumambang
Maskumambang menceritakan tentang keadaan manusia saat masih di alam ruh yang kemudian ditanamkan dalam rahim atau gua garba seorang ibu.
2. Mijil
Pola metrum ini merupakan ilustrasi dari proses kelahiran manusia. Mijil atau mbrojol dan keluarlah jabang bayi bernama manusia.
3. Sinom
Sinom berarti penggambaran masa muda. Masa muda yang indah, penuh dengan harapan dan angan-angan.
4. Kinanthi
Pada pola kinanthi ini dicertiakan tentang masa pembentukan jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita. Kinanti berasal dari kata kanthi atau tuntun yang bermakna bahwa kita membutuhkan tuntunan atau jalan yang benar agar cita-cita kita bisa terwujud.
5. Asmaradana
Asmara artinya cinta. Sehingga ilustrasi pada pola metrum ini mengisahkan akan masa-masa kisah asmara, percintaan, atau larut dalam lautan kasih cinta.
6. Gambuh
Awal kata gambuh adalah jumbuh atau bersatu. Jadi pola metrum ini menceritakan soal komitmen dalam perkawinan untuk menyatukan cinta dalam satu biduk rumah tangga.
7. Dhandhanggula
Gambaran pola metrum ini, yakni kehidupan yang telah mencapai tahap kemapanan sosial serta kesejahteraan, cukup sandang, papan, dan pangan.
8. Durma
Durma berasal dari kata darma. Pola metrum ini menggambarkan bahwa seseorang sedianya harus melakukan sedekah dan berbagi kepada sesama.
9. Pangkur
Pola metrum ini menggambarkan hawa nafsu manusia. Pangkur atau mungkur memiliki arti menyingkirkan hawa nafsu dan angkara murka, serta nafsu negatif yang menggerogoti jiwa.
10. Megatruh
Megatruh atau megat roh berarti terpisahnya nyawa dari jasad kita, terlepasnya ruh atau nyawa menuju keabadian. Jadi pola metrum ini mengisahkan tentang kematian manusia.
11. Pucung
Pucung berarti pocong atau jasad manusia yang dibungkus kain mori putih. Pola metrum ini menceritakan tubuh manusia yang hanya menyisakan jasad yang dibungkus kain kafan saat dikuburkan di tempat peristirahatan abadi.
Gus muwafiq juga menjelaskan asal muasal manusia sampai kembalinya manusia ke asalnya
Innalillahi wainnailaihi raji'un
Beliau menjelaskan orang hidup itu jangan lupa sangkan paraning dumadi
Alhamdulillah setelah beberapa percobaan kami berhasil memberikan subtitle pada video ini.
Jika ada kesalahan dalam memberikan makna subtitle kami mohon maaf karena kami juga masih belajar. Saran dan kritik sangat kami tunggu untuk mengembangkan chanel ini
Lebih detailnya silahkan simak videonya sampai selesai
Semoga bermanfaat
Santri kid
@ManutSesepuh
Ещё видео!