Hasil skrining Kementerian Kesehatan di 28 rumah sakit vertikal pada Maret 2024, menemukan bahwa 22,4 persen peserta program pendidikan dokter spesialis mengalami gejala depresi. Sejumlah 3,3 persen di antaranya ingin mengakhiri hidup atau melukai diri sendiri. Ini data di atas kertas. Lalu, bagaimana realita di lapangan?
MP mengaku pernah mengalami gejala depresi akibat perundungan dan kekerasan saat menjadi peserta PPDS ortopedi dan traumatologi di salah satu universitas negeri di Yogyakarta, pada akhir 2019. Sejak semester awal, MP sudah mendapat perundungan dari seniornya.
Berbagai tekanan ini membuat MP tidak menyelesaikan PPDS dan mengundurkan diri pada semester empat. Ironisnya, pihak universitas memberikan catatan bahwa alasan pengunduran diri tersebut karena MP dianggap malas dan tidak menjalankan penugasan dengan benar.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, setelah hasil awal skrining, kepastian depresi para peserta PPDP secara lebih akurat harus diikuti pemeriksaan lanjutan.
Data dan realita sudah bicara jika calon dokter spesialis alami gejala depresi. Saatnya berbenah diri, demi kesehatan mental penjaga kesehatan dan kehidupan kita semua, yaitu dokter.
Sahabat Kompas bisa baca artikel lainnya di tautan berikut:
Cegah Depresi dan Perundungan, Perlu Kontrak Calon Dokter Spesialis dengan RS Pendidikan – [ Ссылка ]
#indonesia
#kemenkes
#dokter
=====================================
Simak kumpulan video berita Harian Kompas: [ Ссылка ]
Info langganan harian Kompas & www.kompas.id:
[ Ссылка ]
Subscribe Youtube Harian Kompas: [ Ссылка ]
Ikuti media sosial Harian Kompas
Twitter: [ Ссылка ]
Facebook: [ Ссылка ]
Instagram: [ Ссылка ]
