TRIBUN-VIDEO.COM - Debat kedua Pilkada Solo 2020 telah selesai dilakukan kedua pasangan calon di Gedung TATV Kamis (3/12/2020).
Suasana debat kedua Pilkada Solo 2020 tampak lebih sepi dibanding debat perdana.
1. Debat Terakhir Pilkada Solo 2020 Sepi Tokoh, Tak Ada FX Rudy dan Istri Gibran
Pantauan TribunSolo.com, tak banyak tokoh yang mengantar paslon Gibran-Teguh maupun Bajo.
Bahkan pengantar Gibran-Teguh hanya Kader PDIP Solo, yakni Putut Gunawan dan Hartanti.
Tak ada Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo yang ikut mengantar Gibran-Teguh.
Selain itu, istri Gibran, Selvi Ananda pun tak ikut menemani sang suami.
Tokoh seperti Habib Hasan Mulachena yang beberapa waktu lalu ikut memberi dukungan, pada debat kali ini tak tampak menemani.
Puluhan pendukung Gibran-Teguh yang ikut mengantar, saat ini tak terlihat dan berkurang drastis.
Kondisi tersebut senada dengan dengan Paslon Bajo.
Para tikus pithi yang datang mendukung tampak berkurang, hanya beberapa timses yang ikut menemani Bajo.
2. Bajo Janji Buat Rembuk Bareng Kota Solo: Kaya - Miskin Lesehan Bersama
Dalam segmen ke-4 Calon Nomor urut 2 Bagyo Wahyono - FX Suparjo memaparkan program mereka.
Bagyo mengatakan, dalam perkembangan kedepan kota Solo akan dibuatnya sama rata artinya, kaya - miskin bisa berembuk bersama.
Persoalan yang ada juga akan langsung diminta diuraikan oleh ahlinya.
"Budaya serahkan ke ahlinya, Ekonom ahli ekonomi," jelasnya, Kamis (3/12/2020).
Menurut dia, bukan hanya para ahli saja yang diundang dalam program rembuk bersama Kota Solo.
"Semua rembuk bersama, lesehan di Balai Kota Solo," papar dia.
"Agar terketuk hatinya," papar dia.
"Nanti bakul hik, juga bisa ikut rembukan," papar dia.
3. Gibran Sempat Sindir Gamelan di Kelurahan yang Mangkrak
Gibran Rakabuming mendapat pertanyaan soal pembangunan pariwisata Kota Solo.
Dalam pembahasan itu, Gibran sempat menyorot keberadaan gamelan yang belum maksimal digunakan.
"Ini memang belum seluruhnya dimainkan, ke depan kita mencarikan guru untuk belajar nggamel. Ini yang kita dorong agar mempunyai kecintaan dan rasa memiliki akar budaya yang kuat," katanya.
Selain itu, Gibran mengatakan, lewat gamelan, anak-anak muda bisa teralihkan dari paham radikalisme.
"Kita ingin pendekatan budaya untuk melawan radikalisme," tandasnya.
"Solo masa depan adalah solo masa lalu, solo modern yang tradisional," ujarnya.
Solo tidak boleh kehilangan jatidirinya," tegasnya.
"Semuanya akan kita teliti semua, termasuk Keraton solo. Nanti ada hubungannya dengan aset wisata Kota Solo," aku dia.
4. Nada Gibran Tiba-tiba Meninggi, Saat Disindir Satu Hal ini oleh Sang Rival
Momen panas ini terjadi tak hanya satu kali, tapi setidaknya ada di 3 segmen.
Misalnya saja, ketika Bagyo Wahyono mempertanyakan Gibran yang dianggap tak mumpuni soal melestarikan kebudayaan.
Di saat bersamaan, ia pun mengkritisi kebijakan Pemkot yang menurutnya melupakan budaya.
"Njenengan (Anda) kan masih muda, budaya Kota Solo ini mau dibawa ke mana? Njenengan kan tentang kultur budaya Solo belum tahu-tahu banget," kata Bagyo memulai pertanyaan.
"Ini banyak sekali yang dipimpin Pak Teguh, anggota DPR, banyak yang sudah lupa budayanya. Seperti keraton dan hiburan-hiburan untuk orang tua, keroncong, wayang, ketoprak entah kemana," ungkapnya.
"Nyuwun sewu (maaf), miris ini," kritiknya.
Menanggapi hal itu, Gibran menjawab dengan suara agak meninggi.
Ia menilai kebijakan Pemkot Solo soal budaya tak bisa dipukul rata untuk dinilai buruk.
Gibran kemudian mengingatkan acara seperti sekaten dan grebeg sudiro, yang masih dipertahankan dan menjadi magnet tersendiri hingga kini bagi wisatawan.
Setelah menjawab, Gibran kemudian 'menyerang balik'.
Ia balik menyindir Bajo yang dianggap terlalu bertele-tele dengan jawaban soal 'rembug'.
Sebagaimana diketahui, Bagyo kerap menjawab, bahwa semua permasalahan yang ditanyakan kepadanya, nanti akan dirembug oleh tim ahli yang melibatkan pertanyaan.
Bagyo kemudian menanggapi kembali.
Ia malah mempertanyakan jawaban Gibran yang menurutnya tidak simpel.
Meski sesi tanya jawab usai, Gibran tetap mencoba menjawab pertanyaan Bagyo.
"Kan di Balekambang (ada), pak," ujarnya.
5. Jawab Tanggapan Gibran Soal Sungai Bawah Tanah, Bajo Tegaskan: Jangan Mengecilkan Wong Cilik Mas
Dalam segmen terkahir kedua Paslon Wali Kota Solo dan Wakil Wali Kota Solo, Gibran-Teguh dan Bajo saling menanggapi.
Bajo terlihat menggunakan nada tegas saat mendengar pertanyaan Gibran soal bagaimana cara membuat sungai bawah tanah.
Sebab, tanah di Solo tidak bertekstur bebatuan.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul 5 Fakta Debat Terakhir Pilkada Solo 2020, Nada Gibran Tiba-tiba Meninggi saat Disindir Hal ini, [ Ссылка ].
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji
Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
![](https://i.ytimg.com/vi/oNQXOlrL_zg/maxresdefault.jpg)