Penyebaran Islam di Sulawesi Utara ditandai oleh keberadaan Tuanku Imam Bonjol dan Kiai Modjo beserta pengikutnya. Kedua pahlawan nasional itu berada di Tanah Minahasa karena dibuang oleh kolonial Belanda pada era akhir abad 18. Selama pengasingan itu, Tuanku Imam Bonjol dan Kiai Modjo hidup harmonis berdampingan dengan masyarakat MInahasa. Bahkan, sebanyak 63 pria Jawa pengikut Kiai Modjo yang juga merupakan bagian dari tentara Pangeran Diponegoro kawin mawin dengan para wanita Minahasa. Anak keturunannya kini dikenal dengan sebutan etnik Jawa Tondano (Jaton).
Benda-benda milik Tuanku Imam Bonjol, Kiai Modjo dan para pengikutnya hingga kini masih tersimpan di Museum Negeri Sulawesi Utara Kota Manado Barang-barang itu berupa: keris, sorban, al-Quran, rompi dll.
Ещё видео!