#kebumen
#morosoetta
#tugulawet
#trotoar
#pejalankaki
#pasartumenggungan
#pasarayarita
#jalanpahlawan
#alunalunkebumen
#kapalmendoan
#foodcourt
Inilah Kawasan Morosoeta Kebumen (Terinspirasi Malioboro)
Salam sejahtera, untuk sahabat beradab di jalan, semuanya. Salam, dan bahagia.
Ini adalah Tugu Lawet yang terletak di simpang empat sebelah timur pasar Tumenggungan, Kebumen. Keberadaan Tugu Lawet ini, berkaitan dengan potensi Kebumen sebagai penghasil sarang burung lawet. Sarang burung lawet di Kebumen diperoleh dengan penuh tantangan dan resiko, karena diambil dari goa yang terjal di sepanjang pesisir selatan Kecamatan Ayah dan Kecamatan Buayan, Kebumen. Karena itulah patung tugu lawet ini, menggambarkan perjuangan pengunduh sarang burung lawet di tebing pesisir pantai selatan Kebumen.
Selanjutnya, saya melangkah ke arah barat dari Patung Tugu Lawet, memasuki jalan Sukarno Hatta. Jalan ini oleh warga setempat disebut juga dengan kawasan Morosoetta. Kawasan ini, sebelumnya jika sore hari sangat ramai dan dipenuhi dengan puluhan pedagang makanan, seperti di sebelah selatan Pasar Tumenggungan. Kini, area ini sudah ditata, dan nampak bersih. Namun demikian, pedagang makanan tetap diberikan tempat di sisi tenggara dan selatan pasar.
Namun, karena saya berjalan-jalan di pagi hari, tidak menemui konter kuliner yang buka, karena biasanya buka sore atau menjelang malam, yaitu saat masyarakat mulai mengunjungi kawasan ini.
Kini, berbagai kabupaten dan kota di tanah air, sedang marak memperindah kawasan kota, terutama trotoar. Program revitalisasi trotoar dilakukan Pemerintah kabupaten Kebumen yang semula sempit, kini dilebarkan untuk memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Fasilitas trotoar juga sudah dilengkapi blok pemandu berwarna kuning untuk kenyamanan difabel. Hasil dari penataan kawasan ini, terinspirasi oleh kawasan Malioboro di Yogyakarta. Kini menjadi tren pemerintah Kabupaten Kota, menata jalan protokol dengan konsep malioboro. Tidak terkecuali pemerintah Kabupaten Kebumen yang menata jalan Sukarno Hatta ini dibuat seperti Malioboro.
Jalan ini, dahulu bernama Jalan Pahlawan. Sejak akhir tahun 2021, untuk mengenang jasa pahlawan proklamator, jalan protokol ini diubah menjadi Jalan Sukarno Hatta. Dari singkatan nama kedua proklamator itulah, kemudian, kawasan ini disebut dengan Moro Suta.
Di kawasan ini, sudah disediakan tempat sampah di berbagai titik. Karena itulah, buanglah sampah pada tempatnya. Jangan membuang sampah sembarangan ya…
Lebih dari itu, marilah kita jaga kawasan ini, jangan melakukan vandalisme seperti ini. Tindakan ini, hanya akan merusak pemandangan, dan kalian hanya akan dikenang karena telah melakukan tindakan yang buruk.
Ini adalah salah satu pasar raya atau mall, di Kebumen, yang terletak di Jalan Sukarno Hatta atau masih di kawasan Moro Suta. Yaitu, Pasar raya Rita yang melayani pelanggan sejak tahun 1996. Rita, adalah pasar raya pertama di kota ini.
Seperti halnya di Malioboro, di kawasan Moro Suta ini, juga disediakan tempat duduk bagi pengunjung untuk duduk santai di sore atau malam hari. Kalau siang hari, tentunya panas, ya kan?
Di ujung jalan Sukarno Hatta, atau sebelum memasuki alun-alun Kota Kebumen, terdapat warung sate Ambal Pak Alip, putra pak Haji Kasman. Sate Ambal merupakan kuliner khas daerah Kebumen. Pernah kalian mencobanya?
Akhirnya, kawasan Moro Suta atau Jalan Sukarno Hatta, berakhir di alun-alun kota Kebumen. Begitu berbelok masuk ke kawasan alun-alun, nampak seperti ada kapal megah yang terdampar di tengah kota. Ya, itulah Kapal Mendoan, ikon baru kota Kebumen. Kapal mendoan, kepanjangan dari Mangan enak karo dolan, mulai menyita perhatian warga. Ikuti videonya pada tayangan berikutnya.
Bagaimana pendapat kalian?
Berikan pendapatmu di kolom komentar. Jangan lupa subscribe ya. Bagi yang suka, silahkan klik gambar jempol. Dan bagi yang tidak suka, juga boleh klik gambar jempol. Salam satu aspal. Bersatu, keselamatan nomor satu.
Narator: Ardi (Voicemaker)
Instrumen: Wuyung
![](https://i.ytimg.com/vi/piiayvLv0H8/maxresdefault.jpg)