Lagu ‘Damai Tapi Gersang’ diciptakan Ajie Bandy dan diikutkan pada Festival Lagu Pop Indonesia 1977. Meski hanya mampu meraih juara kedua karena dikalahkan lagu Minggus Tahitu berjudul ‘Bila Cengkeh Berbunga’, tetapi Ajie lebih beruntung. Sebab, panitia penyelenggara World Popular Songs Festival ternyata memilih lagu ‘Damai Tapi Gersang’ sebagai wakil dari Indonesia untuk berlaga di Nippon Budokan Hall, Tokyo, Jepang pada 11-13 November 1977.
Lagu yang bercerita tentang makna kehidupan tersebut berhasil menyabet penghargaan ‘Outstanding Song Award’. Gelar bergengsi Grand Prix Award sendiri diraih penyanyi Italia Mia Martini yang membawakan lagu 'Ritratto di Donna'. Namun, penghargaan 'Outstanding Song Award' tersebut merupakan gelar perdana bagi Indonesia, sejak aktif mengirimkan duta pada pelbagai festival musik dunia mulai 1971.
Saat di Budokan Hall, Ajie Bandy, musikus kelahiran Blitar, Provinsi Jawa Timur, pada 10 Januari 1947, berduet dengan penyanyi Hetty Koes Endang. Keduanya tampil apik saat membawakan ‘Damai Tapi Gersang’ diiringi Yamaha Pops Orchestra, Jepang. Ajie bahkan mengawali penampilan di Budokan Hall dengan memainkan grand piano di panggung.
Ajie Bandy ft Yetty 0:00 - 4:13
Ajie Bandy ft Hetty Koes Endang 4:15 - 9:13
LIRIK:
Seindah dalam kata
Seindah dalam cinta
Bilakah segala-galanya bersatu
Tetapi kenyataan
Hidupnya pengorbanan
Tinggal penghabisan lamunan, berlalu
Semua kehidupan dia
Berkhayal tinggal yang ada
Rindu sayangi sesama
Hidupmu sebentar saja
Seharum wangi bunga
Hidup bersandiwara
Seribu katanya senada, merayu
Tetapi kenyataan
Hidup berliku ganda
Tinggalkan bertanya, bertanya... tiada
Semua kehidupan dia
Berkhayal tinggal yang ada
Rindu sayangi sesama
Hidupmu sebentar saja
Semua kehidupan dia
Berkhayal tinggal yang ada
Rindu sayangi sesama
Hidupmu sebentar saja
Dan kini tiba saatnya
Bahagia datang padanya
Semua saling mencinta
Di kedamaian yang ada
----------------------------------------------
KANAL ini dipersembahkan bagi sejawat yang terlahir mulai 1960 – 1980. Generasi yang masuk kategori emas, karena hidup di era perubahan teknologi begitu cepat. Yang mengenal peralatan jadul hingga mahir menjalankan alat-alat moderen.
Generasi terakhir yang kebanyakan merekam lagu dari radio dengan tape recorder hasil pinjam teman yang mampu membeli kaset lagu-lagu favorit dari penyanyi top saat itu, seperti Deep Purple hingga Mayumi Itsuwa. Namun, Generasi Emas sekaligus juga menikmati mudahnya mengunduh lagu dari perangkat bergerak.
Generasi dengan masa kecil bertubuh lebih sehat dari anak sekarang berkat permainan harian seperti lompat tali, loncat tinggi, petak umpet, layangan, gobak sodor, main kelereng dan tarik tambang. Namun, juga generasi yang memiliki mata dan jari kita lincah saat memainkan game di perangkat digital.
Generasi terakhir yang di masa remajanya pernah memiliki kelompok/geng tanpa janji dan tanpa telepon genggam, tetapi selalu bisa tepat waktu kumpul bersama menikmati malam minggu sampai pagi. Sebab, Generasi Emas cukup berjanji dengan hati.
Semoga persembahan ini mampu menghibur dan membahagiakan Generasi Emas di kala senggang sembari membayangkan indahnya masa kecil hingga remaja.
--------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada kesengajaan pelanggaran hak cipta yang dimaksudkan. Hanya untuk tujuan hiburan.
No copyright infringement intended. For entertainment purposes only.
![](https://i.ytimg.com/vi/rfNoOAKqvuk/maxresdefault.jpg)