babad tanah jawi memaparkan bahwa Kendal berasal dari nama sebuah pohon yaitu pohon Kendal.
Nama Kendal sebagai sebuah daerah memang tenggelam dengan negeri atau kerajaan-kerajaan besar waktu itu. Namun dalam sebuah sejarah nasional maupun internasional telah mencatat sejarah dari Kendal yang sudah tersimpan di Universitas Leiden Netherlands.
Kendal pada masa akhir Kerajaan Majapahit.


Suatu hari sang Prabu Brawijaya bertapa yang hasil semedinya bahwa Kerajaan Majapahit akan berpindah tempat dan yang berkuasa tetap keturunan Prabu Brawijaya. Prabu Brawijaya sakit. Menurut ahli nujum, sang prabu akan sembuh bila mengawini seorang putri keriting berkulit kehitam-hitaman, Putri Wandhan. Pada akhirnya menikah dan mengandung . Akan tetapi sang prabu mendapatkan wisik kalau anak yang dikandung Putri Wandan besoknya akan membawa malapetaka dan kehancuran Majapahit. Tak pelak sang bayi dititipkan pada seorang petani yang jauh dari pusat kerajaan. Nama sang bayi tersebut adalah Bondhan Kejawan yang kemudian melahirkan anak yang diberi nama ; Ki Ageng Getas Pandawa, Nyai Ageng Ngerang, Ki Ageng Wonosobo dan Ki Ageng Wanasaba. Dari laki-laki desa yang lugu tapi sasmita itu lahirlah sang Pemanahan dan berdirilah Kerajaan Mataram.


Sunan Katong dan Paku Waja.
Batara Katong atau Sunan Katong mendarat di Kaliwungu dan memilih tempat Pegunungan Penjor atau Pegunungan Telapak Kuntul Nglayang. Beberapa tokoh yang ikut dalam rombongan adalah Ten Koe Pen Jian Lian, Han Bi Yan dan Raden Panggung. Penyebaran Agama Islam di Kaliwungu tidak mengalami masalah. Akan tetapi begitu menuju agak ke barat bertemu tokoh agama Hindu/Budha dari Kerajaan Majapahit bernama Surongmenggolo (Ki Empu Paku Waja) yang menguasai wilayah Kaliwungu. Sunan Katong untuk menyebarkan agama islam di wilayah kekuasaan Ki Empu Paku Waja semudah menyebarkan di daerah lain. Karena Paku Waja begitu kuat memegang keyakinannya. Sampai akhirnya terjadilah adu kesaktian yang ditandai sportifitas di antara keduanya. Bila salah satu kalah maka akan mengikuti ajarannya. Singkat cerita, pada akhirnya Paku Waja dapat dikalahkan dan masuk islam, sungai yang gunakan sebagai tempat pertarungan dinamakan sungai Kendal yang membelah . Kemudian Paku Waja yang dulu dikenal sebagai seorang empu oleh Sunan Katong diberi penghargaan olehnya sebagai Pangeran Paku Waja. Dan pada akhirnya menetap di desa Getasan Patebon kadang-kadang berada di Padepokan Sentir atau Gunung Sentir.
Kabupaten Kendal di Kaliwungu.


Melihat secara geografi Kaliwungu dijadikan pusat Pemerintahn Kabupaten Kendal karena dekat pantai, dan berdekatan dengan wilayah Semarang dan luar dengan Kerajaan Mataram. Perkembangan Kadipaten Kendal sebagai bawahan Kerajaan Mataram berkembang pesat. Selain itu sebagai pusat penyusunan penyerangan ke Batavia yang melibatkan para tokoh-tokoh kerajaan sekitar baik Batang, Pekalongan dan Semarang. pekalang, semarang. Proses penyerangan dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Namun mengalami kegagalan. Dan Tumenggung Bahurekso menyingkir ke Tegal dan meninggal di Slawi.

#SERI_BABAD_TANAH_JAWA
#SERI_SENITUTUR_KETOPRAK
#SENI_BUDAYA_BANGSA

свернуть