Instalasi pengolahan air limbah (IPAL), atau biasa
disebut “Lagoon”, memiliki kapasitas 10.000 m3 per hari.
Lagoon yang beroperasi pada tahun 1980 memiliki luas 30
hektar dan terdiri dari 2 instalasi; instalasi untuk pengolahan
limbah (sel 1. 2a, 2b dan 3 ) dan instalasi produksi air irigasi
(kolam aerator, sedimentasi dan filtrasi).
A. Sistem Penyaluran Air Limbah
Limbah cair yang diolah di lagoon adalah limbah cair
domestik yang berasal dari hotel, restoran dan fasilitas
lain di kawasan seperti kamar mandi, toilet, laundry,
kolam renang, pendingin ruangan, dapur dan semua
kegiatan lainnya yang menggunakan air. Setiap hotel/
restoran menampung limbah cair dalam suatu collection
pit, selanjutnya dipompa ke saluran pipa limbah utama.
Dari pipa limbah utama, limbah cair akan mengalir secara
grativitasi menuju ke lift pump station (LPS) terdekat.
Limbah di LPS lalu dipompa ke lagoon yang berjarak kurang
lebih 2 km di sebelah utara kawasan.
B. Sistem Pengolahan
Sistem pengolahan limbah cair adalah menggunakan waste stabilization pond (kolam stabilisasi). Limbah cair dari
LPS masuk ke kolam melalui inlet di sel 1 dan mengalami
proses oksidasi. Sel 1 terdiri dari 2 bagian (1a dan 1b) yang
dipisahkan oleh fiberglass pada bagian atas yang berfungsi
sebagai alat perangkap lemak (grease trap) untuk menahan
lemak dan kotoran terapung agar tidak masuk ke sel-sel
berikutnya. Lemak dan kotoran yang terperangkap secara
rutin dibersihkan.
Setelah melewati sel 1, air mengalir masuk ke sel 2a, lalu ke
sel 2b yang merupakan sel terluas. Di sel 2b proses oksidasi
alami akan berlangsung cukup lama. Untuk memantau
toksitas/kadar racun air, di sel 2b dilepaskan ikan-ikan
mujair sebagai indikator biologis untuk mengetahui
perubahan kualitas air. Selanjutnya dari sel 2b air dialirkan
ke sel 3 dalam kondisi sudah tidak berbau dan berwarna
kehijauan. Dalam sel 3 juga dilepaskan ikan mujair untuk
memantau kualitas perubahan air.
C. Sistem Produksi Air Irigasi
Untuk meningkatkan kualitas air setelah proses oksidasi
alami, selanjutnya air diproses kembali di kolam aerasi
dengan 8 buah mekanik aerator yang menyala selama
8 jam/hari untuk menambah oksigen terlarut di dalam
air. Setelah itu air dialirkan ke kolam sedimentasi/
pengendapan (tersedia 2 kolam) untuk mengendapkan
lumpur dan kotoran lain yang ikut terbawa. Lumpur di
kolam sedimentasi akan di kuras dan dikeringkan secara
berkala (sludge drying bed).
Air dari kolam sedimentasi akan difiltrasi/disaring
dengan sand filter supaya air yang dihasilkan memiliki
tingkat kekeruhan yang lebih rendah. Setelah proses
filtrasi, air masuk ke reservoir sebagai air irigasi yang siap
didistribusikan ke konsumen melalui instalasi pipa air irigasi
untuk kebutuhan penyiraman tanaman.
D. Bird Sanctuary
Selain sebagai tempat pengolahan air limbah dan
menghasilkan air irigasi yang dapat dimanfaatkan untuk
penyiraman taman hotel, lapangan golf dan seluruh area
taman di kawasan Nusa Dua, keberadaan lagoon yang
menjadi tempat berkembang biak populasi ikan sebagai
indikator biologis, telah mengundang komunitas burung
yang datang untuk bermukim dan membuat ekosistem
baru. Menurut peneliti, lagoon ini telah menjadi tempat
persinggahan setidaknya 77 spesies burung lintas benua.
Perseroan menyediakan fasilitas menara pengintai burung
untuk para peminat pengamat burung yang datang untuk
serius akan mengamati burung dan satwa lainnya di lagoon.
![](https://i.ytimg.com/vi/t9RnnwzQopA/maxresdefault.jpg)