#Rawon #SupTerenakDunia #KulinerIndonesia
JAKARTA - Makanan Indonesia memang dikenal nikmat karena dibuat dengan beragam bumbu dan rempah. Tak heran banyak yang menyukai kuliner Indonesia baik masyarakat lokal atau internasional.
Bahkan, kuliner khas dari Sumatera Barat, Rendang, pada Juli tahun 2011 CNN Go's menobatkannya sebagai makanan terenak peringkat 11. Dan di September 2011, kemudian rendang naik hingga nomor 1. Di bulan Juli 2017, rendang tetap berada di posisi pertama.
Ini didapatkan dari suara terbanyak dalam jajak pendapat atau polling melalui Facebook. Ada lebih dari 35.000 suara yang memberikan vote, rendang jadi salah satu yang paling banyak.
Belum lama ini, kuliner asli Indonesia lainnya, yakni rawon, dinobatkan sebagai sup paling enak se-Asia oleh TasteAtlas.
TasteAtlas merupakan situs kuliner yang mengulasi berbagai makanan di seluruh dunia. Rawon menempati posisi nomor satu dari 12 besar sup terenak di dunia.
TasteAtlas membuat sebuah polling untuk menentukan sup terenak se-Asia. Melansir dari Seasia.co, posisi rawon berada di atas bulalo asal Filipina dan penang laksa asal Malaysia.
Rawon merupakan makanan khas Jawa Timur dengan kuah berwarna hitam pekat. Kuah hitam tersebut dihasilkan dari kluwek yang digunakan saat proses masak.
Cita rasa rawon yang manis, gurih dan legit memang mampu menggoyang lidah siapapun yang menyantapnya. Tak heran jika rawon disebut sup terenak di dunia.
Tak hanya rawon, di posisi ketiga pun di tempati gulai cincang. Selain itu sayur asem juga masuk ke dalam daftar di urutan ke-12.
Prestasi membanggakan lainnya pun muncul dari kuliner Indonesia. Tempe dan pecel masuk ke dalam daftar makanan daerah ternak di dunia.
Sedangkan Pulau Jawa juga menempati posisi kedua untuk wilayah dengan makanan terbaik. Posisi ini berada tepat satu peringkat di bawah Emilia-Romagna di Italia.
Peringkat yang dijabarkan oleh TasteAtlas berdasarkan kritik dari restoran profesional dan pemungutan suara dari 63.402 suara panelis.
Situs TasteAtlas memuat sekitar 20 ribu hidangan, minuman, dan bahan. Selain itu ada pula hampir 15 ribu restoran yang dikumpulkan dari seluruh dunia oleh tim berisi 30 penulis dan peneliti.***
Sumber: [ Ссылка ]
Ещё видео!