Hypnobirthing adalah metode yang terbukti mencoba memandu dan mempersiapkan wanita dalam melahirkan dengan cara yang tenang dan nyaman. Hypnobirthing adalah program yang mempertimbangkan psikologis, fisik, kesejahteraan ibu, ayah, bayi baru lahir, pemberdayaan diri, ketenangan saat berada dirumah, ketenangan saat berada di rumah sakit, atau diruang bersalin. Program hypnobirthing mempelajari tentang proses pendidikan persalinan yang meliputi pernafasan, relaksasi, visualisasi latihan meditasi, memperhatikan gizi dan toning tubuh yang positif (Madden, 2012).
Penelitian dengan menggunakan 10 metode non farmakologis yang dilakukan kepada 46 orang didapatkan bahwa teknik pernapasan, relaksasi, akupresur, dan pijat merupakan teknik yang paling efektif dalam menurunkan rasa nyeri persalinan (Brown et al., 2001).
Menurut Cyna (2004) menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan hipnosis dinilai nyeri persalinan mereka lebih signifikan daripada kontrol. Serta menunjukkan pula bahwa hipnosis mengurangi penggunaan opioid (meperidine) dan meningkatkan kejadian tidak memerlukan analgesia farmakologis dalam persalinan. Penggunaan hipnoterapi dalam kehamilan dan persalinan telah dipraktekkan selama lebih dari satu abad dan dikatakan salah satu cara terbaik yang berguna dan bermanfaat dari hipnosis.
Data World Health Organization (WHO), (2010) menunjukkan sekitar 5% wanita tidak hamil mengalami kecemasan, 8-10 % selama kehamilan, dan meningkat menjadi 13% ketika menjelang persalinan. Banyak ibu tidak ingin atau kurang percaya diri untuk merasakan nyeri persalinan, ibu bersalin berasumsi bahwa obat dan anestesi epidural atau dengan operasi sesar dapat membantu menghilangkan rasa nyeri persalinan (Varney et al., 2007).
Kecemasan menjelang persalinan pada ibu hamil adalah suatu hal yang fisiologis, namun didalam menghadapi proses persalinan akan terjadi serangkaian perubahan fisik dan psikologis yang dimulai dari terjadinya kontraksi rahim, dilatasi servik, dan pengeluaran plasenta yang diakhiri dengan rawat gabung antara ibu dan bayi. Kecemasan dan depresi merupakan dua jenis gangguan kejiwaan karena saling berkaitan (Hurlock, 1997).
Perasaan takut dan cemas menghadapi persalinan merupakan unsur-unsur yang bisa menimbulkan ketegangan-ketegangan psikis dan fisik diantaranya termanisfestasi pada otot-otot yang berhubungan dengan proses persalinan. Dalam situasi ini, sistem endokrin akan melepaskan hormon masing-masing ke aliran darah dalam rangka mempersiapkan badan dalam keadaan darurat. Adanya peningkatan hormon adrenalin dan nonadrenalin menimbulkan disregulasi biokimia tubuh, sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu hamil seperti terjadinya peningkatan detak jantung, irama nafas, tekanan darah, ketegangan otot (nyeri pinggang), tingkat metabolisme, dan produksi hormon penyebab stres, selain itu juga seringkali terdengar diantaranya lelah, masalah pencernaan, sembelit dan bengkak (Fiori, 2005).
Hormon stres yang dihasilkan secara berlebihan pada wanita hamil dapat mengganggu suplai darah ke janin dan dapat membuat janin menjadi hiperaktif. Depresi dan kecemasan antenatal secara langsung berdampak pada post partum parenting stress. Depresi pada trimester tiga menyumbang 13% sampai 22% kejadian stres post partum pada tiga bulan sampai enam bulan setelah melahirkan (Misri, 2010).
Disklaimer :
Video ini dibuat hanya untuk pendidikan dan memberikan edukasi dengan tayangan diskriptif visual tentang keadaan melahirkan dalam keadaan distosia bahu, serta pemahaman tentang pengertian serta segala hal yang terkait keadaan tersebut.
Ещё видео!