1. Bertani adalah kewajiban hidup
Bagi masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, bertani adalah kewajiban hidupnya dan sampai saat ini masyarakatnya masih mempertahankan tradisi bertani yang sudah turun-temurun dari leluhurnya. Tadisi bertani tersebut terdiri dari ngaseuk, mipit, nutu,ngayaran, ponggokan dan diakhiri dengan ritual seren taun. Padi Ciptagelar terdiri dari padi darat yang ditanam di huma dan padi sawah
2. Mampu swasembada pangan
Masyarakat Ciptagelar hanya panen padi sekali dalam setahun dan tidak pernah merasakan gagal panen. Hasil panennya disimpan di dalam lumbung atau yang dikenal dengan istilah leuit. Ciptagelar memiliki hampir 9000 leuit karena setiap warga diwajibkan untuk memilikinya. Yang menarik dan unik adalah masyarakat Ciptagelar dalam menentukan masa tanam padi masih mengikuti pola perbintangan atau percaya dengan tanda astronomi.
3. Laki-laki dan perempuan dianggap memiliki peran yang setara
Di masyarakat Kasepuhan Ciptagelar laki-laki dan perempuan dianggap memiliki peran yang setara. Namun untuk urusan menanam padi, hanya mereka yang sudah menikahlah yang boleh ikut menanam padi secara ritual. Laki-laki dan perempuan memiliki peran yang seimbang termasuk dalam pekerjaan rumah tangga. Contohnya perempuan bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan makanan di rumah, namun untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga adalah tugas dan kewajiban laki-laki. Laki-laki yang punya kewajiban untuk melakukan ritual menanam dan panen padi, memasukkan padi ke dalam lumbung adalah tugas dan kewajiban laki-laki, namun untuk mengeluarkannya adalah tugas dan kewajiban perempuan. Selain itu, untuk mengubah padi menjadi beras, masyarakat Kasepuhan ini masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menumbuk padi atau yang dikenal dengan istilah nutu.
4. Mandiri Energi
Meski mempertahankan tradisi dan adatnya, namun Kasepuhan Ciptagelar tidak ketinggalan teknologi. Bahkan mereka menjadi desa yang mandiri energi dimana sumber air dan listriknya didapat dari pembangkit listrik tenaga air dan matahari yang dibuat oleh masyarakat.
5. Memiliki stasiun TV lokal
Selain mandiri energi, Kasepuhan Ciptagelar juga memiliki stasiun TV sendiri sebagai bukti bahwa kampung adat ini akrab dengan teknologi. Stasiun TV tersebut diberi nama CIGA TV yang sudah berdiri sejak tahun 2008 dan menayangkan siaran tentang keseharian masyarakat, kegiatan sosial dan budaya juga mengajarkan anak-anak muda Ciptagelar untuk melek teknologi namun tidak melupakan tradisi.
6. Tata Cara Berpakaian
Yang unik lagi dari Kasepuhan Ciptagelar adalah tata cara berpakaiannya. Disini ada aturan yang mengharuskan setiap wanita menggunakan kain yang diikatkan ke pinggang dan bagi kaum laki-laki wajib menggunakan ikat kepala. Aturan ini memiliki arti yaitu hidup harus saling terikat, dan untuk tamu yang datang berkunjung pun wajib mengikuti aturan tata cara berpakaian ini tanpa terkecuali.
7. Potensi lain diluar pertanian padi
Meski terkenal dengan pertanian padi, Kasepuhan Ciptagelar juga memiliki potensi lainnya seperti peternakan, perkebunan, kerajinan tangan dan pembuatan gula aren, juga kopi Ciptagelar. Hasil dari potensi inilah yang bisa diperjualbelikan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Jika berkunjung ke Ciptagelar, kita bisa menjumpai beberapa jenis oleh-oleh seperti kerajinan tangan dan kopi Ciptagelar yang dibuat menggunakan cara tradisional oleh masyarakat.
#faktaunikciptagelar #kasepuhanciptagelar #wisataciptagelar
Ещё видео!