Pada 13 Oktober 1973 Rhoma Irama deklarasi Soneta sebagai "The Voice of Moslem”. Setahun kemudian, Rhoma datangkan guru agama ke tongkrongannya. Pelajaran agama hingga pengajian mulai dilaksanakan. Tahun 1975, ia naik haji, Namanya yang semula Oma Irama berubah menjadi Raden Haji Oma Irama, dan sekarang kita kenal sebagai Rhoma Irama.
Sejak itu, terjadi perubahan signifikan mulai dari pakaian, aksi panggung, hingga peraturan untuk musisi di grup musiknya. Dalam hal berpakaian, Rhoma mulai gunakan kemeja longgar dan sorban di bahunya, Sedang aturan untuk musisi, Rhoma tegaskan aturan baku, “Mulai hari ini, tidak ada lagi yang meninggalkan shalat. Tidak ada lagi botol minuman di pentas musik. Yang mau ikut, jabat tangan saya. Yang tidak, silakan keluar!”
Ada satu do'a yang selalu Rhoma panjatkan “Ya Allah, Seandainya musik ini memperlebar jalan saya ke neraka, tolong hentikan sampai di sini, cabut bakat musik anugerah-Mu ini. Tetapi seandainya musik ini bisa membawa kepada keridhoan-Mu, tolong bimbing saya ya Allah”.
Hingga kini lagu lagu bernuansa dakwah selalu menghiasi setiap albumnya, seperti “Kematian”, "Masya Allah", “Nyanyian Setan”, “Keramat”, "Kiamat”, “Laa Illaha Illallah”, "Haram", “Ingkar”, “Insya Allah”, “Tersesat”, “Taqwa”, "Setetes Air Hina", "Sebujur Bangkai" “Quran dan koran”, “Bersatulah”, "Judi" dan sebagainya.
Rhoma Irama juga berdakwah melalui film, maka lahirlah film film seperti: Perjuangan dan Doa, Satria Bergitar, Nada dan Dakwah, Sajadah Ka’bah, dan lainnya.
Ещё видео!